Sabtu, 31 Mei 2014

DAFTAR KATION DAN ANION

Daftar Kation dan Anion ion Monoatom dan Poliatom Lengkap


Beberapa Kation Monoatom Umum
Golongan
Unsur
Nama Ion
Simbol Ion
IA
Litium
Kation Litium
Li+
Natrium
Kation Natrium
Na+
Kalium
Kation Kalium
K+
IIA
Berilium
Kation Berilium
Be2+
Magnesium
Kation Magnesium
Mg2+
Kalsium
Kation Kalsium
Ca2+
Stronsium
Kation Stronsium
Sr2+
Barium
Kation Barium
Ba2+
IB
Perak
Kation Perak
Ag+
IIB
Seng
Kation Seng
Zn2+
IIIA
Aluminium
Kation Aluminium
Al3+


Beberapa Anion Monoatom Umum
Golongan
Unsur
Nama Ion
Simbol Ion
VA
Nitrogen
Anion Nitrida
N3-
Fosfor
Anion Fosfida
P3-
VIA
Oksigen
Anion Oksida
O2-
Belerang
Anion Sulfida
S2-
VIIA
Fluorin
Anion Fluorida
F-
Klorin
Anion Klorida
Cl-
Bromin
Anion Bromida
Br-
Iodin
Anion Iodida
I-
Beberapa Logam Umum yang Memiliki Lebih dari Satu Bilangan Oksidasi

Golongan
Unsur
Nama Ion
Simbol Ion

VIB
Kromium
Krom (II) atau Kromo
Cr2+

Krom (III) atau Kromi
Cr3+

VIIB
Mangan
Mangan (II) atau Mangano
Mn2+

Mangan (III) atau Mangani
Mn3+

VIIIB
Besi
Besi (II) atau Fero
Fe2+

Besi (III) atau Feri
Fe3+

Kobalt
Kobalt (II) atau Kobalto
Co2+

Kobalt (III) atau Kobaltik
Co3+

IB
Tembaga
Tembaga (I) atau Cupro
Cu+

Tembaga (II) atau Cupri
Cu2+

IIB
Raksa
Merkuri (I) atau Merkuro
Hg22+

Merkuri (II) atau Merkuri
Hg2+

IVA
Timah
Timah (II) atau Stano
Sn2+

Timah (IV) atau Stani
Sn4+

Timbal
Timbal (II) atau Plumbum
Pb2+

Timbal (IV) atau Plumbik
Pb4+

Beberapa Ion Poliatom Penting
Nama Ion
Simbol Ion
Nama Ion
Simbol Ion
Sulfat
SO42-
Hidrogen Fosfat
HPO42-
Sulfit
SO32-
Dihidrogen Fosfat
H2PO4-
Nitrat
NO3-
Bikarbonat
HCO3-
Nitrit
NO2-
Bisulfat
HSO4-
Hipoklorit
ClO-
Merkuri (I)
Hg22+
Klorit
ClO2-
Amonia
NH4+
Klorat
ClO3-
Fosfat
PO43-
Perklorat
ClO4-
Fosfit
PO33-
Asetat
CH3COO-
Permanganat
MnO4-
Kromat
CrO42-
Sianida
CN-
Dikromat
Cr2O72-
Sianat
OCN-
Arsenat
AsO43-
Tiosianat
SCN-
Oksalat
C2O42-
Arsenit
AsO33-
Tiosulfat
S2O32-
Peroksida
O22-
Hidroksida
OH-
Karbonat
CO32-
  
Ini tambahannya agar dapat saling melengkapi :


Daftar Beberapa Jenis Kation
1. Na+ Natrium
2. K+ Kalium
3. Ag+ Argentum/Perak
4. Mg2+ Magnesium
5. Ca2+ Kalsium
6. Sr2+ Stronsium
7. Ba2+ Barium
8. Zn2+ Seng
9. Ni2+ Nikel
10. Al3+ Aluminium
11. Sn2+ Timah(II)
12. Sn4+ Timah(IV)
13. Pb2+ Timbal(II)
14. Pb4+ Timbal(IV)
15. Fe2+ Besi(II)
16. Fe3+ Besi(III
17. Hg+ Raksa(I)
18. Hg2+ Raksa(II)
19. Cu+ Tembaga(I)
20. Cu2+ Tembaga(II)
21. Au+ Emas(I)
22. Au3+ Emas(III)
23. Pt4+ Platina(IV)
24. NH4+ Amonium

Daftar Beberapa Jenis Anion
1. OH– Hidroksida
2. F– Fluorida
3. Cl– Klorida
4. Br– Bromida
5. I– Iodida
6. CN– Sianida
7. O2– Oksida
8. S2– Sulfida
9. NO2– Nitrit
10. NO3– Nitrat
11. CH3COO– Asetat
12. CO32– Karbonat
13. SiO32– Silikat
14. SO32– Sulfit
15. SO42– Sulfat
16. C2O42– Oksalat
17. PO33– Fosfit
18. PO43– Fosfat
19. AsO33– Arsenit
20. AsO43– Arsenat
21. SbO33– Antimonit
22. SbO43– Antimonat
23. ClO– Hipoklorit
24. ClO2– Klorit
25. ClO3– Klorat
26. ClO4– Perklorat
27. MnO4– Permanganat
28. MnO42– Manganat
29. CrO42– Kromat
30. Cr2O72– Dikromat

TATA NAMA SENYAWA BINER

TATA NAMA SENYAWA BINER

1. Rumus kimia
Rumus kimia merupakan kumpulan lambang atom dengan aturan tertentu. Misalnya, rumus air adalah H2O dan garam dapur (natrium klorida) adalah NaCl. Jumlah tiap atom pada rumus kimia ditulis sebagai angka indeks. Pada rumus kimia air (H2O), angka indeks H adalah 2 dan angka indeks O adalah 1(angka indeks I tidak perlu ditulis). Adapun pada rumus kimia garam dapur (NaCI), angka indeks kedua atom adalah 1 sehingga tidak perlu ditulis. Rumus kimia suatu zat adalah khas. Kekhasan itu ditentukan oleh daya ikat dan bilangan oksidasi yang dimiliki suatu atom.

  • Daya Ikat Atom
Daya ikat atom adalah kemampuan suatu atom untuk mengikat atom lain sehingga membentuk suatu molekul. Daya ikat atom juga disebut valensi. Tiap atom mempunyai daya ikat tertentu.
Untuk memahami daya ikat atom, perhatikan senyawa HCI, H2O, NH3, SO2, SO3, dan CH. Ternyata, Cl mengikat 1 atom H, O mengikat 2 atom H, N mengikat 3 atom H, S mengikat 2 atau 3 atom O, dan C mengikat 4 atom H. Karena mempunyai daya ikat paling kecil, atom H dijadikan pembanding dan ditetapkan memiliki valensi 1. Oleh karena itu, valensi atom CI adalah 1, valensi atom O adalah 2, valensi atom N adalah 3, valensi atom S adalah 4 atau 6, dan valensi atom C adalah 4.

  • Tata Nama Senyawa Biner
Senyawa biner adalah kimia yang hanya terbentuk dari dua unsur. Unsur yang terbentuk tersebut dapat terdiri atas unsur logam dan bukan logam atau keduanya terdiri atas unsur bukan loga
Jika senyawa biner terdiri atas unsur logam dan bukan logam, aturan penamaan senyawanya sebagai berikut.
Nama unsur logam disebutkan lebih dahulu, kemudian diikuti nama unsur bukan logam yang diakhiri dengan akhiran –ida.
Contoh :
NaCl = Natrium klorida         MgBr2=Magnesium bromida
Na adalah unsur logam           Mg adalah unsur logam
Cl adalah unsur non logam      Br adalah unsur non logam

Senyawa ionik walaupun tersusun atas ion positif dan negatif, tetapi secara keseluruhan bersifat netral, sehingga muatan totalnya adalah nol. Ini berarti satu Na+ akan bergabung dengan satu Cl- dalam NaCl dan satu Mg2+ bergabung dengan dua Br- dalam MgBr2 demikian seterusnya. Berikut ini contoh pemberian nama dan simbol senyawa sederhana :
SENYAWA
NAMA SENYAWA
SENYAWA
NAMA SENYAWA
Li2O
Litium oksida
CaO
Kalsium oksida
NaBr
Natrium bromida
SrO
Stronsium oksida
KCl
Kalium klorida
BaCl2
Barium klorida
Rb2O
Rubidium oksida
Al2O3
Aluminium oksida
CsI
Cesium iodida
ZnO
Seng oksida
MgCl
Magnesium klorida
AgCl
Perak klorida

2. Jika senyawa biner terdiri atas unsur bukan logam dan bukan logam, aturan penamaan senyawanya sebagai berikut.

Nama unsur bukan logam yang kelelektronegatifannya lebih rendah disebutkan lebih dahulu, kemudian diikuti nama unsur bukan logam yang lain dan diakhiri dengan akhiran –ida. Senyawa yang terbentuk antara unsur bukan logam dan bukan logam merupakan senyawa yang berikatan kovalen. Jumlah atom yang dimiliki oleh senyawa biner disebutkan dengan cara memberi awalan bahasa Latin sebagai berikut :
1     =     mono           6    =   heksa
2     =     di                 7    =   hepta
3     =     tri                 8    =   okta
4     =     tetra             9    =   nona
5     =     penta           10  =   deka
Awalan bahasa Latin mono tidak diletakkan pada nama unsur non logam yang pertama melainkan pada unsur nonlogam kedua. Awalan bahasa latin dari nama logam pertama disebutkan mulai dari yang berjumlah 2, dst. Contoh :
N2O         =     dinitrogen monoksida
NO           =     nitrogen monoksida
N2O3       =     dinitrogen trioksida
NO2         =     nitrogen dioksida
N2O5       =     dinitrogen pentaoksida
CCl4        =     karbon tetraklorida
CO           =     karbon monoksida
CO2         =     karbon dioksida
Unsur-unsur logam dengan bilangan oksidasi lebih dari satu jenis, maka bilangan oksidasinya ditulis dengan angka romawi
Sebelumnya harus dipahami pengertian dan cara menentukan bilangan oksidasi. Bilangan oksidasimenyatakan jumlah elektron yang terlibat pembentukan ikatan.
Jika melepaskan elektron, suatu atom memiIiki bilangan oksidasi positif. Sebaliknya, jika menangkap elektron, suatu atom memiliki bilangan oksidasi negatif. Pengertian bilangan oksidasi seperti itu berlaku untuk molekul ionik. Jika demikian, bagaimana bilangan oksidasi untuk molekul kovalen?
Molekul kovalen dibedakan atas molekul kovalen polar dan nonpolar. Untuk molekul kovalen polar, atom yang lebih elektronegatif dianggap bermuatan negatif dan molekul yang lain dianggap bermuatan positif. Adapun untuk molekul kovalen nonpolar, bilangan oksidasinya sama dengan nol.
Aturan bilangan oksidasi (biloks) adalah sebagai berikut :
Bilangan oksidasi unsur bebas (monoatomik, diatomik, atau poliatomik) sama dengan 0 (nol). Misalnya : bilangan oksidasi Na, Mg, Fe, O, Cl2, H2, P4 dan S8 = 0
Bilangan oksidasi unsur H dalam senyawa = +1, kecuali pada senyawa hidrida =  –1 (misalnya : NaH)
Bilangan oksidasi unsur O dalam senywa = –2, kecuali pada senyawa peroksida = –1  (misalnya : Na2O2, H2O2, BaO2), dan pada senyawa oksifluorida (OF2) = +2
Bilangan oksidasi unsur logam dalam senyawa selalu positif dan nilainya sama dengan valensi logam tersebut. ( Misalnya : Biloks logam gol.IA= +1, gol.IIA=+2, gol.IIIA=+3)
Bilangan oksidasi unsur golongan VIIA dalam senyawa = –1
Bilangan oksidasi unsur dalam bentuk ion tunggal sama dengan muatannya. (Misalnya Biloks Na pada Na+= +1, Cl pada Cl-=–1, Mg pada Mg2+=+2)
Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu senyawa sama dengan 0 (nol), Misalnya :

Biloks S pada H2SO4 ditentukan dengan cara :
H2SO4     =     0
( 2 x biloks H) + S + (4 x biloks O)     =     0
( 2 X 1) + S + (4 X (-2) )     =     0
2 + S – 8     =     0
S     =     8 – 2
S     =     +6

Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu ion poliatom sama dengan muatannya.
Misalnya :
Biloks Cr pada Cr2O72-
Cr2O72-     =   –2
Cr2 + ( 7 x biloks O )     =   –2
Cr2 + ( 7 x (-2) )     =   –2
Cr2 – 14     =   –2
Cr2     =   14 – 2
Cr     =   12 / 2
Cr     =   +6

Contoh 1.
Senyawa CrO diberi nama dengan aturan sebagai berikut :
Mencari biloks Cr pada CrO, dengan cara :
CrO  =     0
Cr + (1 x biloks O)  =     0
Cr + ( 1 x (-2))  =     0
Cr + (-2)  =     0
Cr – 2  =     0
Cr  =     2
Maka biloks Cr pada CrO  =     2

Biloks Cr ditulis dengan angka Romawi setelah nama logam dalam bahasa Indonesia, dilanjutkan nama nonlogam dan diakhiri dengan akhiran –ida. Sehingga nama senyawa CrO adalahKromium (II) oksida

Contoh 2.
Senyawa FeF3 diberi nama dengan aturan sebagai berikut :
Mencari biloks Fe pada FeF3, dengan cara :
FeF3  =     0
Fe + (3 x biloks F)  =     0
Fe + ( 3 x (-1))  =     0
Fe + (-3)  =     0
Fe – 3  =     0
Fe  =     3
Maka biloks Fe pada FeF3  =     3

Biloks Fe ditulis dengan angka Romawi setelah nama logam dalam bahasa Indonesia, dilanjutkan nama nonlogam dan diakhiri dengan akhiran –ida. Sehingga nama senyawa FeF3adalah Besi (III) florida